animasi-bergerak-selamat-datang

animasi-bergerak-selamat-datang-0005

Senin, 02 November 2015

GALENIK DAN SEJARAHNYA

GALENIK DAN SEJARAHNYA

Galenus(Yunani: Γαληνός,Latin:Claudius Galenus dari Pergamum(129-200),lebih dikenal dalam bahasa InggrissebagaiGalen), adalah seorangdokter (atau tabib) dariYunani kuno. Ia memiliki pengaruh besar dalam kedokteran Eropa.
Kehidupan
Galen dilahirkan di Pergamum (kini: BergamaTurki), putra dari Nicon, seorang arsitek kaya. Ia memiliki ketertarikan pada bidang pertanianarsitekturastronomi,astrologifilsafat, hingga akhirnya ia memilih untuk berkonsentrasi pada kedokteran.
Pada usia 20 tahun ia telah menjadi seorang tabib pada kuil Asclepius selama 4 tahun. Setelah kematian ayahnya pada 148 atau 149, ia merantau untuk belajar di Smyrna,Korintus, dan Alexandria selama 12 tahun. Ketika ia kembali ke Pergamum pada 157, ia bekerja sebagai seorang dokter di sekolah gladiator sleama 3 sampai 4 tahun. Selama masa itu, ia banyak belajar mengenai perawatan dan penyembuhan trauma dan luka. Kemudian ia mengistilahkan luka sebagai "jendela untuk masuk ke tubuh".
Galen melakukan operasi yang berbahaya yang tidak pernah dilakukan lagi hampir selama 2 milenium terakhir termasuk pembedahan otak dan mata. Untuk mengoperasikatarak, ia menyelipkan sebuah alat seperti benang ke mata hingga di belakang lensa mata. Ia kemudian menariknya untuk mengangkat katarak. Kesalahan sedikit dapat menyebabkan buta permanen. Selain itu ia juga meletakkan dasar standar untuk kedokteran modern.
Pada 162, ia pindah ke Roma di mana ia banyak menyebarkan ilmu anatomi. Reputasinya kian naik dan dikenal sebagai ahli kedokteran yang berpengalaman dan memiliki klien yang tersebar luas. Salah satunya adalah konsul Flavius Boethius yang akhirnya memperkenalkan ia menjadi tabib kerajaan. Ia turut merawat Lucius Verus,Commodus dan Spetimius Severus. Ia sempat kembali ke tanah airnya, Pergamum selama 166 hingga 169.
Galen menghabiskan sisa hidupnya di kerajaan. Sesuai tradisi, tahun meninggalnya ditetapkan sekitar tahun 200sesuai dengan dokumen Suda Lexicon dari abad ke-10. Namun ada pendapat lain yang mengatakan bahwa ia meninggal pada 216, disebabkan perkiraan karya tulis terakhirnya dituliskan pada akhir 207.


Karya dan pengaruh
Galen meneruskan kedokteran Hippokrates di zamanRenaisans. Ia pun mengemukakan empat humor (cairan) tubuh yaitu darah, empedu kuning (yellow bile), empedu hitam (black bile) dan mukus. Empat hal ini akan berputar sesuai dengan empat musim. Ia menysuun teorinya sendiri dari prinsip tersebut dan banyak karyanya didasarkan pada prinsip Hippokrates.
Karya terbesarnya adalah tujuh belas buku dari On the Usefulness of the Parts of the Human Body. Ia juga menulis tentang filsafat dan anatomi.
Teori yang dikemukakan oleh Galen didasarkan dari penciptaan oleh Pencipta ("Alam" - Greek phusis) - alasan utama mengapa kelak para sarjana Islam danKristen dapat menerima pandangannya.
Menurutnya, prinsip kehidupan yang paling dasar adalahpneuma atau udara yang kemudian dapat dikaitkan dengan jiwa. Hal ini membuktikan bahwa dunia kedokterannya sangat dipengaruhi oleh hal-hal filosofis.Pneuma physicon (roh hewani) di otak mengatur pergerakan, persepsi, dan indera. Pneuma zoticon (roh hayati) yang ada di jantung mengatur darah dan suhu tubuh. "Roh alamiah" di hati mengatur nutrisi danmetabolisme.
Galen memperluas wawasannya dengan melakukan penelitian pada hewan. Salah satu metodenya adalah menunjukkan pembedahan pada seokar babi, memotongsaraf laringealnya (nantinya bagians araf ini dikenal sebagai Saraf Galen) yang dapat menghentikan erangan babi tersebut. Ia juga pernah mengikat ureter pada hewan yang masih hidup untuk menunjukkan bahwa urin berasal dari ginjal, dab merusak saraf untuk menunjukkanparalisis. Metode penunjukkan kepada publik seperti yang dilakukan oleh Galen ini digunakan sebagai cara belajar bagi mahasiswa kedokteran dan tak jarang menimbulkan perdebatan.
Ada bebrapa teori Galen yang terbukti benar seperti argumentasinya akan pikiran yang terdapat di otak, bukan di hati seperti yang dikemukakan oleh Aristoteles.
Bagaimanapun juga ada beberapa teori yang cacat seperti pemahaman Galen akan sistem sirkulasi. Ia menduga sistem vena dan arteri adalah dua sistem yang terpisah. Teori ini akhirnya ditolak oleh William Harvey pada abad ke-17. Oleh karena ia menggunakan hewan sebagai media percobaannya, terdapat kesalahpahaman antara organ hewan dan organ manusia. Hal ini dikarenakan tidak semua organ serupa pada setiap spesies.
Ilmu kedokteran di Arab pada zaman pertengahan mengembangkan apa yang telah ditemukan para pakar Yunani kuno, termasuk pula karya Galen seperti teori humoralnya. Banyak karya Galen yang dituliskan dalam bahasa Yunani diterjemahkan ke bahasa Suriah oleh Imam Nestor di Universitas GundishapurPersia. Oleh ilmuwan Arab, karya Galen kemudian diterjemahkan kebahasa Arab.

FARMAKOGNOSI DAN SEJARAHNYA

FARMAKOGNOSI DAN SEJARAH

Istilah farmakognsi berasal dari kata Yunani yaitu:  Pharmacon (obat) dan Gnosis (ilmu pengetahuan).  Istilah ini diperkenalkan oleh S.A.Seydler, seorang mahasiswa kedokteran di Halle/Saale, Jerman, yang menggunakan judul ”Analectica Pharmacognoistica” dalam disetasinya pada tahun 1815.  Namun penelitian sejarah terakhir telah menemukan penggunaan istilah ”Farmakognosis” yang lebih awal J.A. Schmidt menggunakan istilah tersebut dalam Lehrbuch der Materia Medica, dipublikasikan di Vienna tahun 1811 yang  menjelaskan tentang studi tumbuhan obat dan sifat-sifat (classbhe.files.wordpress.com/…/pendahuluan-farmakognosi-sejarah.d…)
Pada akhir abad ke-20 terjadi 3 kejadian penting yang telah menghasilkan perubahan mendasar pada sikap/perilaku masyarakat dan ilmuan tentang farmakognosi.  Pertama, orang awam menemukan kegunaan seluruh tumbuhan obat atau yang umumnya mereka sebut dengan herba.  Ketidakpuasan terhadap kemanjutan dan biaya obat modern ditambah dengan makin meningkatnya depresiasi terhadap sesuatu yang bersifat ”alami” dan ”organik” telah mengakibatkan berjuta orang di seluruh dunia menambah apresiasi yang mendalam terhadap penggunaan obat tradisional untuk pengobatan bermacam penyakitnya (classbhe.files.wordpress.com/…/pendahuluan-farmakognosi-sejarah.d…).
SUMBER INFORMASI
Sumber informasi yang tersedia untuk memahami sejarah penggunaan tumbuhan obat(juga nutrisi dan racun) adalah catatan arkeologis dan dokumen tertulis.
Catatan dari Negara Arab dan Eropa Kuno (Heinrich,M ,etc,.2009)
Contoh di Negara Eropa pada zaman dulu adalah jamur obat yang ditemukan bersama ‘manusia es’ dari Austria/Italia di pegunungan Alpen Ötztal (3300 SM). Dua objek berbentuk kenari di identifikasikan sebagai pohon bepori (Pipoporus betulinus), suatu jamur hambalan yang umumnya terdapat di pegunungan tinggi dan lingkungan dingin lainnya. Spesies ini mengandung bahan alam beracun dan salah satu unsure aktifnya (asam agarat) merupakan pencahar yang sangat kuat dan efektif  sehingga senyawa ini menyebabkan diare berlangsung singkat dan kuat.
Dokumen Shanidar IV
Kuburan manusia Neandertal masa Shanidar IV, suatu tempat arkeologis di Iraq, merupakan catatan terdokumetasi paling awal yang diperkirakan berhubungan dengan tumbuhan obat, sejak dari 60.000 SM. Serbuk sari dari beberapa spesies tumbuh-tumbuhan , yang diperkirakan dipergunakan sebagai obat , telah ditemukan (Leroi-Gourhan 1975, Lietava 1992):
Centaurea solsitialis L. (Knapweed, Asteraceae)
Ephedra altissima (efedra, Ephedraceae)
Achillea sp. (yarrow, Asteraceae)
Muscari sp. (grape hyacinth, Lilliaceae/Hyacinthaceae)
Senecio sp. (groundsel,Asteraceae)
Spesies-spesies ini diperkirakan berada di tanaha dan memebentuk suatu hamparan yang diatasnya terbaring jasad renik spesies-spesies ini. Tumbuhan-tumbuhan ini kemungkinan merupakan budaya utama yang penting bagi orang-orang Shanidar IV.
Catatan Klasik dari Arab, Yunani, dan Roma (Heinrich,M ,etc,.2009)
Informasi tertulis paling tua dalam tradisi orang Eropa-Arab berasal dari orang Sumeria dan Akkad di Mesopotamia. Penduduk ini berasal dari daerah yang sama seperti yang tercatat arkeologis Shanidar IV.
Obat Yunani telah menjadi fokus penelitian searah farmasi selama beberapa dasawarsa. seorang sarjana Yunani, Pedanius Dioscorides dari anarzabos (1 SM) dianggap sebagai ‘bapak obat-obatan [dinegara barat]‘. Karyanya merupakan suatu doktrin yang mengatur praktik farmasi dan kedokteran selama lebih dari 1500 tahun dan yang berpengaruh besar terhadap farmasi di eropa.




•   pandanius dioscorides
salinan tertua dan paling terkenal adalah naskah Byzantine yang di produksi sekitar tahun 1512 untuk Anicia Juliana, putri Flavius Anicius Olybrius, yaitu  kaisar dari kekaisaran barat pada 472 AD. Halaman di atas diambil dari naskah ini dan Anda dapat melihat beberapa penjelasan dalam bahasa Arab. (reneeyancy.blogspot.com)
para sarjana yunani lainnya yang berpengaruh dengan pelayanan kesehatan dan ilmu pengetahuan alam. Hipokrates, seorang dokter medis Yunani (kira-kira 460-375  SM) berasal dari pulau Kos dan mempunyai pengaruh besar terhadap tradisi medis Eropa.
Dokter Yunani-Roma, Cladius Galen (Galenus) (tahun 130-201) meringkas bidang kompleks kedokteran dan farmasi Yunani-Roma, dan namanya digunakan dalam istilah farmasi ‘galenika’.
Yang paling penting dalam tulisan ini adalah Papirus Ebers, yang berasal dari sekitar 1500 SM.
                         
Naskah  Shen nong ben cao jing   yang telah di ubah ke bahasa inggris.
salah satu contoh papyrus ebers
Dokumen ini di yakini ditemukan dalam makam dan dibawa pada tahun 1873 oleh Georg Ebers, orang yang menyimpannya di Universitas Leipzig dan dua tahun kemudian di publikasikan dalam edisi faksimili. Papirus Ebers merupakan buku pegangan medis yang mencakup semua macam penyakit dan termasuk empiris dan juga bentuk simbolik pengobatan.
Catatan Klasik dari Cina(Heinrich,M ,etc,.2009)
Di Cina , bidang ini berkembang sebagai unsur Taoisme yang menggap; para pengikut berusaha untuk menjamin hidup yang lama (atau kekekalan) melalui meditasi, makanan khusus, tumbuhan obat, latihan dan praktik seksual tertentu. Kerja paling penting dalam tradisi ini adalah Shen nong ben cao jing (‘Risalah Obat dari Negarawan yang Hebat’) yang sekarang ini hanya tersedia sebagai kompilasi terakhir( Waller 1998).

Naskah  Shen nong ben cao jing
Seksi penting Tentang Obat-obatan kerja Orang Cina (setelah waller 1998)
•    Shen nong ben Ciao Jing ( Risalah obat negarawan yang hebat) , Tahun 200 SM, penulis; Shen Nong
•    Shang han za bing Lun (tentang berbagai penyakit yang disebabkan pilek), Tahun Abad ke-2, penulis; tidak diketahui
•    Shen nong ben ciao jing fi zhu (Penjalasan-penjelasan yang terkumpul pada Shen nong ben cioa jing), tahun Abad ke-6, penulis; Too Hongjing, dll.
Obat Tradisional Lainnya(Heinrich,M ,etc,.2009) 
•    Ayurveda

             ayurveda  merupakan obat paling kuno dari semua obat tradisonal. Ayurveda dianggap merupakan asal mula obat tersistematis karena tulisan-tulisan Hindu kuno tentang obat tidak mengandung referensi obat luar negeri, sedangkan teks-teks Yunani dan Timur tengah merujuk kepada ide-ide dan obat-obat yang berasal dari india.
Istilah ‘ ayurveda’ berasal dari kata ayur yang berarti ‘hidup’ dann ‘veda‘ yang berarti pengetahuan serta tambahan terakhir untuk tulisan suci Hindu dari  1200 SM  disebut Artharva-veda.
•    Jamu
              Jamu, obat tradisonal indonesia yang di duga berasal dari keraton Surakarta dan Yogyakarta di Jawa Tengah , dari praktik budaya jawa kuno  dan juga sebagai hasil pengaruh obat Cina, india dan Arab.
            Setelah islam masuk di jawa dan kerajaan majapahit hancur , banyak orang jawa melarikan diri terutama ke Bali, membawa buku-buku , budaya dan kebiasaanya termasuk obat. Ada beberapa catatan yang masih ada , tetapi catatan tersebut  masih sering di rahasiakan oleh tabib atau keluarga mereka. Mereka menganggap hal ini suci dan tertutup bagi orang luar , contohnya seperti catatan yang ada di Yogyakarta.

            Jamu berisi unsur-unsur TCM, seperti mengobati penyakit-penyakit ‘panas’ dengan obat ‘dingin’, dan ayurveda yang menggunakan aspek religius  dan pemijatan sangat penting.
            Dua maunskrip yang paling penting adalah - serta kawruh bab jampi-jampi (‘Suatu risalah berbagai macam penyembuhan ‘) dan Serta Centhini ‘ (Buku Sentini’) ada di perpustakaan Keraton surakarta.

•    Kampo
Kampo, atau obat tradisional jepang ,  kadang-kadang berhubungan dengan dosis rendah TCM. Sistem Cina merupakan bentuk utama praktik medis di Jepang, yang daang melalui Korea dan dijadikan obat asli di jepang . Pertukaran pelajar dengan Cina mempunyai arti bahwa praktik medis dan keagaamaan sebenarnya identik; sebagai contoh, sistm medis yang terbentuk di jepang pada tahun 702 merupakan salinan yang sama dengan sistem dinasti T’ang .

SEJARAH PERKEMBANGAN DUNIA FARMASI

Sejarah Dunia Farmasi 

Farmasi dalam bahasa Inggris adalah pharmacy, bahasa Yunani adalah pharmacon, yang mempunyai arti obat. Farmasi merupakan salah satu bidang ilmu profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan, ilmu fisika dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi sangat luas termasuk penelitian, pembuatan, peracikan, penyediaan sediaan obat, pengujian, serta pelayanan informasi obat atau berhubungan dengan layanan terhadap pasien di antaranya layanan kefarmasian.

Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang Apoteker yang menyiapkan obat. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick II memerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.
Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an.

Sejarah Perkembangan Farmasi :
  1. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
  2. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
  3. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, IndiaPersia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
  4. Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya
  5. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
  6. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dan toksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.

    Pendidikan farmasi berkembang seiring dengan pola perkembangan teknologi agar mampu menghasilkan produk obat yang memenuhi persyaratan dan sesuai dengan kebutuhan, dampak revolusi industri merambah dunia farmasi dengan timbulnya industri-industri obat, sehingga terpisahlah kegiatan farmasi di bidang industri obat dan di bidang penyedia atau peracik obat. Dalam hal ini keahlian kefarmasian jauh lebih dibutuhkan di sebuah industri farmasi dari pada apotek. Dapat dikatakan bahwa farmasi identik dengan teknologi pembuatan obat. dilihat dari sisi pendidikan Farmasi, di Indonesia mayoritas farmasi belum merupakan bidang tersendiri melainkan termasuk dalam bidang MIPA (Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) yang merupakan kelompok ilmu murni (basic science) dan buku Pharmaceutical handbook menyatakan bahwa farmasi merupakan bidang yang menyangkut semua aspek obat, meliputi : isolasi atau sintesis, pembuatan, pengendalian, distribusi dan penggunaan.
    .Di Inggris, sejak tahun 1962, dimulai suatu era baru dalam pendidikan farmasi, karena pendidikan farmasi yang semula menjadi bagian dari MIPA, berubah menjadi suatu bidang yang berdiri sendiri secara utuh berkembang ke arah “patient oriented”, memuculkan berkembangnya Clinical Pharmacy (Farmasi klinik).

    Di USA telah disadari sejak tahun 1963 bahwa masyarakat dan profesional lain memerlukan informasi obat yang seharusnya datang dari para apoteker. Temuan tahun 1975 mengungkapkan pernyataan para dokter bahwa apoteker merupakan informasi obat yang “parah”, tidak mampu memenuhi kebutuhan para dokter akan informasi obat. Apoteker yang berkualits dinilai amat jarang atau langka, bahkan dikatakan bahwa dibandingkan dengan apoteker, medical representatif dari industri farmasi justru lebih merupakan sumber informasi obat bagi para dokter.
    Perkembangan terakhir adalah timbulnya konsep “Pharmaceutical Care” yang membawa para praktisi maupun para “profesor” ke arah “wilayah” pasien.

    Secara global terlihat perubahan arus positif farmasi menuju ke arah akarnya semula yaitu sebagai mitra dokter dalam pelayanan pada pasien. Apoteker diharapkan setidak-tidaknya mampu menjadi sumber informasi obat baik bagi masyarakat maupun profesi kesehatan lain baik di rumah sakit, di apotek, puskesmas atau dimanapun apoteker berada.

TUGAS DAN PERANAN FARMASI

Logo Farmasi
Lambang Farmasi
"Farmasi (bahasa Inggris: pharmacy, bahasa Yunani: pharmacon, yang berarti: obat) merupakan salah satu bidang profesional kesehatan yang merupakan kombinasi dari ilmu kesehatan dan ilmu kimia, yang mempunyai tanggung-jawab memastikan efektivitas dan keamanan penggunaan obat. Ruang lingkup dari praktik farmasi termasuk praktik farmasi tradisional seperti peracikan dan penyediaan sediaan obat, serta pelayanan farmasi modern yang berhubungan dengan layanan terhadap pasien (patient care) di antaranya layanan klinik, evaluasi efikasi dan keamanan penggunaan obat, dan penyediaan informasi obat. Kata farmasi berasal dari kata farma (pharma). Farma merupakan istilah yang dipakai pada tahun 1400 - 1600an". (http://id.wikipedia.org/wiki/Farmasi).

Sedangkan orang yang ahli dibidang tersebut adalah apoteker (farmasis) yaitu gelar professi untuk orang dengan keahlian di bidang farmasi. Sementara, batasan farmasi menurut kamus adalah seni dan ilmu meracik serta menyerahkan atau membagikan obat, bisa dikatakan farmasi ini bidang ke ilmuan nya, sedangkan farmasis /apoteker  adalah subjek (seseorang) yang meracik  dan menyerahkan atau membagikan obat. 

Awal mula Kelahiran Ilmu Farmasi

Sejarah farmasi
Farmasi di masa lalu
Sejak masa Hipocrates (460-370 SM) yang dikenal sebagai “Bapak Ilmu Kedokteran”, belum dikenal adanya profesi Farmasi. Saat itu seorang “Dokter” yang mendignosis penyakit, juga sekaligus merupakan seorang “Apoteker” yang menyiapkan obat. Semakin berkembangnya ilmu kesehatan masalah penyediaan obat semakin rumit, baik formula maupun cara pembuatannya, sehingga dibutuhkan adanya suatu keahlian tersendiri. Pada tahun 1240 M, Raja Jerman Frederick IImemerintahkan pemisahan secara resmi antara Farmasi dan Kedokteran dalam dekritnya yang terkenal “Two Silices”. Dari sejarah ini, satu hal yang perlu digarisbawahi adalah akar ilmu farmasi dan ilmu kedokteran adalah sama.

Paracelsus (1541-1493 SM) berpendapat bahwa untuk membuat sediaan obat perlu pengetahuan kandungan zat aktifnya dan dia membuat obat dari bahan yang sudah diketahui zat aktifnya. Berikut track record ilmu kefarmasian menurut sejarahnya:
  1. Hippocrates (459-370 SM) yang dikenal dengan “bapak kedokteran” dalam praktek pengobatannya telah menggunakan lebih dari 200 jenis tumbuhan.
  2. Claudius Galen (200-129 SM) menghubungkan penyembuhan penyakit dengan teori kerja obat yang merupakan bidang ilmu farmakologi.
  3. Ibnu Sina (980-1037) telah menulis beberapa buku tentang metode pengumpulan dan penyimpanan tumbuhan obat serta cara pembuatan sediaan obat seperti pil, supositoria, sirup dan menggabungkan pengetahuan pengobatan dari berbagai negara yaitu Yunani, India, Persia, dan Arab untuk menghasilkan pengobatan yang lebih baik.
  4. Johann Jakob Wepfer (1620-1695) berhasil melakukan verifikasi efek farmakologi dan toksikologi obat pada hewan percobaan, ia mengatakan :”I pondered at length, finally I resolved to clarify the matter by experiment”. Ia adalah orang pertama yang melakukan penelitian farmakologi dan toksikologi pada hewan percobaan. Percobaan pada hewan merupakan uji praklinik yang sampai sekarang merupakan persyaratan sebelum obat diuji–coba secara klinik pada manusia.
  5. Institut Farmakologi pertama didirikan pada th 1847 oleh Rudolf Buchheim (1820-1879) di Universitas Dorpat (Estonia). Selanjutnya Oswald Schiedeberg (1838-1921) bersama dengan pakar disiplin ilmu lain menghasilkan konsep fundamental dalam kerja obat meliputi reseptor obat, hubungan struktur dengan aktivitas dantoksisitas selektif. Konsep tersebut juga diperkuat oleh T. Frazer (1852-1921) di Scotlandia, J. Langley (1852-1925) di Inggris dan P. Ehrlich (1854-1915) di Jerman.

Tugas dan Peran Farmasi / Apoteker

Apoteker adalah seseorang yang mempunyai keahlian dan kewenangan di bidang kefarmasian baik di apotek, rumah sakit, industri, pendidikan, dan bidang lain yang masih berkaitan dengan bidang kefarmasian. Pendidikan apoteker dimulai dari pendidikan sarjana, kurang lebih empat tahun, ditambah satu tahun untuk pendidikan profesi apoteker. Profesi apoteker ini merupakan salah satu profesi di bidang kesehatan khususnya di bidang farmasi yang ditujukan untuk kepentingan kemanusiaan. Kepentingan kemanusiaan yang dimaksud adalah mampu memberikan jaminan bahwa mereka memberikan pelayanan, arahan atau bimbingan terhadap masyarakat agar mereka dapat menggunakan sediaan farmasi secara benar. Sediaan farmasi terutama obat bukanlah zat atau bahan yang begitu saja aman digunakan. tanpa keterlibatan tenaga profesional.
apoteker
Prefesi Apoteker Dalam Pelayanan Kesehatan
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker (PP no. 51 tahun 2009 pasal 1 ayat 13). Dalam hal ini praktek kefarmasian adalah meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.

Senin, 19 Oktober 2015


    Alat Untuk Tindakan Medis


a.    Gloves (Ing.) Handschoen (Beld.) Sarung Tangan
Fungsi : untuk melindungi tangan dari pengaruh lingkungan sekeliling

Hasil gambar untuk sarung tangan medis 
b.    Cathether
Fungsi : untuk mengeluarkan/ pengambilan urine
Jenisnya :
Ø  Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
Ø  Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
Ø  Balloon Cathether/ Foley Cathether  : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

Hasil gambar untuk catheter

c.    Urine Bag
Fungsi : untuk menampung urine yang dihubungkan dengan Balloon Cathether/ Foley Cathether  untuk mengeluarkan/ pengambilan urine pada sistem tertutup
Hasil gambar untuk urine bag

d.    Stomach Tube (Ing.) Maag Slang/ Maag Sonde (Beld.)
Fungsi :
Ø  untuk mengumpulkan cairan/ getah lambung,
Ø  untuk membilas/ mencucui isi perut,
Ø  untuk pemberian obat-obatan.

Hasil gambar untuk Stomach Tube

e.    Feeding Tube
Fungsi : untuk nutrisi/ pemberian cairan makanan melalui mulut atau hidung.

 Hasil gambar untuk Feeding Tube

f.    Mucus Extractor atau Suction Cathether (Ing.) Slimzuiger (Beld.)
Fungsi : untuk menyedot lendir dari trakhea bayi baru lahir
Hasil gambar untuk Mucus Extractor atau Suction Catheter
g.    Wing needle
Fungsi : sebagai perpanjangan vena untuk pemberian cairan infus atau obat intra vena dalam jangka lama.
Hasil gambar untuk Wing needle


h.    Infusion set
Fungsi : selang untuk pemberian cairan infus 

Hasil gambar untuk Infusion set 

i.     Tranfusion Set
Fungsi : untuk pemberian tranfusi darah

Hasil gambar untuk Transfusion Set


j.     Spuit / Syringe
Fungsi : untuk menyuntik


 Hasil gambar untuk Spuit / Syringe

k.    Injection Needle (Ing.) Jarum Suntik
Fungsi : untuk menyuntik digabungkan dengan alat suntik (Spuit = Syringe).
Hasil gambar untuk Injection Needle


l.      Gliserin Syringe (Ing.) Glyserin Spuit(Beld.) Spuit Gliserin
Fungsi : untuk menyemprotkan lavement/ clysma melaui anus  cairan yang sering digunakan adalah gliserin atau larutan sabun.
Hasil gambar untuk Gliserin Syringe

m.   Currete

     Fungsi : untuk membersihkan rahim pada pasien abortus/ keguguran


   Hasil gambar untuk Curette